Limbah Batubara Bisa Jadi Pupuk?

Berdasarkan himbauan Gubernur Sumatera Selatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 15 Tahun 2024 tentang Penerapan Inovasi Daerah, mendorong pemanfaatan potensi lokal secara inovatif, termasuk pengolahan material sisa yang memiliki nilai guna sebagai bagian dari implementasi inovasi berkelanjutan. Menindaklanjuti himbauan tersebut, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan, Hendriansyah, S.T., M.Si dalam rapat yang diselenggarakan pada tanggal 25 April 2025, menyampaikan arahan untuk mengoptimalkan penggunaan sampel sisa pengujian batubara.

Sebagai tindak lanjut, UPTD Geologi dan Laboratorium melaksanakan kegiatan pembuatan larutan pupuk batubara dengan memanfaatkan sampel sisa yang tersedia. Pupuk batubara merupakan pupuk organik cair yang berbahan dasar batubara muda (lignit), mengandung asam humat serta unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalsium (Ca), dan kalium (K). Ekstraksi asam humat dilakukan dengan larutan KOH atau NaOH 1%, menggunakan perbandingan bahan terhadap pelarut sebesar 1:10. Asam humat yang diperoleh memiliki potensi tinggi dalam meningkatkan kesuburan tanah, efisiensi pemupukan, serta pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

Namun, keberhasilan penggunaan asam humat dalam pertanian sangat ditentukan oleh berbagai faktor, seperti jenis tanah, jenis tanaman, dosis dan frekuensi aplikasi, kondisi lingkungan, kombinasi unsur hara lainnya, kualitas senyawa humat, serta waktu pemberian. Oleh karena itu, formulasi dan penerapannya perlu disesuaikan dengan kondisi spesifik lapangan agar menghasilkan manfaat yang optimal.

Manfaat Pupuk Batubara:

  • Meningkatkan Kesuburan Tanah: Asam humat dalam pupuk batubara dapat meningkatkan kesuburan tanah.
  • Meningkatkan Kualitas Lahan: Pupuk batubara dapat meningkatkan kualitas lahan dan produksi tanaman.
  • Melengkapi Unsur Hara: Pupuk batubara mengandung unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman.
  • Memperbaiki Struktur Tanah: Pupuk batubara dapat memperbaiki struktur tanah, menjadikannya lebih subur dan produktif.

Alat dan Bahan yang Dibutuhkan:

  1. Sampel sisa pengujian batubara halus yang berukuran 60 mesh
  2. KOH (kalium hidroksida) atau NaOH (natrium hidroksida)
  3. larutan asam kuat (asam sulfat/asam nitrat/asam klorida)
  4. Air bersih
  5. Wadah tahan bahan kimia (plastik atau gelas kaca)
  6. Pengaduk
  7. Alat penyaring
  8. Timbangan
  9. Kertas pH
  10. Masker dan sarung tangan

Tahapan Pengerjaan

  1. Timbang sampel sisa pengujian batubara berukuran 60 mesh (halus) sebanyak 1 kg
  2. Pembuatan Larutan KOH/NaOH (1%)
    • Timbang sebanyak 100 gram KOH dan 100 gram NaOH
    • Tambahkan masing-masing sebanyak 10 Liter air bersih, kemudian diaduk hingga larut
  3. Campurkan bubuk batubara dengan pelarut KOH untuk mengekstraksi asam humat. Aduk hingga tercampur rata, lakukan tahapan yang sama untuk pelarut NaOH
  4. Saring campuran tersebut, untuk memisahkan ampas batubara dari larutan humat. pH yang dihasilkan adalah >10
  5. Tambahkan larutan asam kuat (asam sulfat/asam nitrat/asam klorida) sedikit demi sedikit sampai didapat pH 7
  6. Hasil produk berupa pupuk cair yang dikemas dalam derigen atau botol plastik yang siap untuk digunakan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Scroll to Top